midtoad.org – Novita Wijayanti, anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, menyampaikan keheranannya terhadap sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusulkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%, namun kemudian melemparkan kesalahan ke Presiden Prabowo Subianto. Novita menilai bahwa sikap ini tidak konsisten dan cenderung mencari kambing hitam.
Pada awalnya, PDIP mengusulkan kenaikan PPN dari 10% menjadi 12% dalam Rancangan Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai (RUU PPN). Usulan ini menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan oposisi dan masyarakat. Banyak yang menganggap bahwa kenaikan PPN akan memberatkan masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi COVID-19.
Setelah usulan kenaikan PPN 12% menuai kritik tajam, PDIP kemudian melemparkan kesalahan ke Presiden Prabowo Subianto. Mereka menyatakan bahwa kenaikan PPN tersebut adalah keputusan pemerintah yang dipimpin oleh Prabowo, bukan inisiatif dari partai mereka. Novita Wijayanti menyampaikan keheranannya terhadap sikap ini. “PDIP mengusulkan kenaikan PPN 12%, tapi ketika mendapat kritik, mereka malah melempar kesalahan ke Presiden Prabowo. Ini tidak konsisten dan cenderung mencari kambing hitam,” ujar Novita.
Novita Wijayanti menilai bahwa sikap PDIP yang melemparkan kesalahan ke Prabowo adalah bentuk ketidakjujuran dan ketidakbertanggungjawaban. Menurutnya, sebagai partai politik yang memiliki peran penting dalam pembuatan kebijakan, PDIP seharusnya berani mengakui dan bertanggung jawab atas usulan mereka. “Jika memang PDIP yang mengusulkan kenaikan PPN 12%, mereka harus berani mengakuinya dan menjelaskan alasan di balik usulan tersebut. Bukan malah melempar kesalahan ke pihak lain,” tegas Novita.
Novita juga menyoroti dampak kenaikan PPN 12% terhadap masyarakat. Menurutnya, kenaikan PPN akan memberatkan sbobet login masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah. “Kenaikan PPN akan berdampak langsung pada harga barang dan jasa yang akan semakin mahal. Ini akan memberatkan masyarakat yang sedang berjuang menghadapi kenaikan harga-harga akibat inflasi,” ujar Novita.
Novita berharap agar PDIP dan pemerintah dapat lebih transparan dan jujur dalam mengambil keputusan yang berdampak besar terhadap masyarakat. “Keputusan kebijakan harus diambil dengan penuh pertimbangan dan transparansi. Jangan sampai masyarakat menjadi korban dari ketidakjujuran dan ketidakbertanggungjawaban,” pungkas Novita.
Novita Wijayanti menyampaikan keheranannya terhadap sikap PDIP yang mengusulkan kenaikan PPN 12%, namun kemudian melemparkan kesalahan ke Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, sikap ini tidak konsisten dan cenderung mencari kambing hitam. Novita menilai bahwa sebagai partai politik yang memiliki peran penting dalam pembuatan kebijakan, PDIP seharusnya berani mengakui dan bertanggung jawab atas usulan mereka. Harapannya, ke depan, PDIP dan pemerintah dapat lebih transparan dan jujur dalam mengambil keputusan yang berdampak besar terhadap masyarakat.