Pernah nggak sih kamu ngerasa percaya diri banget nyebut nama merek luar negeri, eh ternyata salah ucap? Tenang, kamu nggak sendirian. Ternyata, banyak banget merek terkenal yang sering banget bikin kita salah lidah. Entah karena ejaannya yang ribet, aksen luar negeri yang bikin lidah kita keseleo, atau kita memang udah terbiasa salah dari dulu.
Nah, di artikel ini, gue mau ngajak lo semua ngulik bareng apa sih rahasia di balik nama-nama merek beken yang sering banget kita salah sebut. Yuk, kita bongkar satu-satu!
1. Adidas – Bukan “Adi-das”
Sebagian besar dari kita mungkin nyebutnya “Adi-das” dengan penekanan di suku kata kedua. Padahal, sebenarnya cara ngucapinnya adalah “AH-dee-dahs”. Nama ini diambil dari pendirinya, Adolf “Adi” Dassler. Gabungan nama panggilannya “Adi” dan nama belakangnya “Dassler” jadi deh Adidas. Simple, tapi tricky buat yang nggak tahu asal-usulnya.
2. Nike – Ada “e”-nya di Ujung!
Gue yakin banyak dari kita yang dulu (atau bahkan sampai sekarang) nyebut “Nike” sebagai “Naik”. Padahal yang bener adalah “Naiki”—iya, ada “e”-nya di akhir. Nama ini diambil dari Dewi Kemenangan Yunani, Nike. Jadi bukan soal lo mau naik-naik ke puncak gunung ya, bro.
3. Hyundai – Bukan “Hai-yun-dai”
Brand mobil asal Korea ini sering banget jadi korban salah ucap. Kebanyakan dari kita bakal nyebutnya “Hai-yun-dai” atau “Hun-day”. Tapi yang bener menurut orang Korea sana adalah “Hyun-deh”, dengan pelafalan yang lebih lembut dan ‘cepat’. Jadi lain kali kalau mau sok-sokan ngobrol mobil Korea, pastiin dulu lidahmu nggak belibet.
4. IKEA – Bukan “Ai-ki-a”
IKEA memang udah jadi langganan salah sebut sejuta umat. Karena ejaannya I-K-E-A, banyak yang otomatis nyebutnya “Ai-ki-a” atau “Aikiyah”. Padahal cara bacanya yang bener versi Swedia adalah “Ee-keh-ah”. Nama ini diambil dari inisial pendirinya, Ingvar Kamprad, ditambah nama desa tempat tinggalnya: Elmtaryd dan Agunnaryd.
5. Porsche – Ada Tambahan “uh” di Akhir
Kalau lo suka otomotif, pasti udah nggak asing sama merek mobil sport keren ini. Tapi percaya deh, banyak juga yang nyebut “Porsh” aja. Padahal, yang bener adalah “Por-shuh”. Dua suku kata, bukan satu. Nama ini diambil dari nama belakang pendirinya, Ferdinand Porsche. Jadi, ayo kita kasih penghormatan yang layak dengan ngucapinnya bener, ya.
6. Moët & Chandon – Jangan Lupakan “T”-nya
Buat yang suka champagne (atau minimal suka liat botolnya di pesta), pasti tahu merek ini. Banyak yang bilang “Moey & Chandon” atau “Moé & Shandon”. Yang bener, cara bacanya adalah “Mo-ett and Shan-don”. Ternyata, karena pendirinya Claude Moët berasal dari keturunan Belanda, maka huruf “T”-nya tetap dibaca.
7. Versace – Bukan “Versays”
Brand fashion ini sering banget jadi bahan bercandaan karena banyak yang salah nyebut. Bukan “Ver-says” atau “Ver-sash”, tapi “Ver-sa-chee”. Donatella Versace sendiri pernah bilang di wawancara bahwa cara terbaik untuk menghormati merek dan keluarganya adalah dengan menyebut nama mereka dengan benar.
Jadi, Salah Siapa Nih?
Sebenarnya, wajar kok kalau kita salah nyebut. Bahasa dan aksen memang beda-beda tergantung daerah. Tapi seru juga kan kalau kita tahu cara yang bener? Selain bikin kita keliatan lebih cerdas, ini juga bentuk apresiasi kita terhadap sejarah dan budaya di balik sebuah brand.
Lagian, nggak ada ruginya juga kan tahu fun fact semacam ini? Siapa tahu suatu hari lo lagi nongkrong di kafe fancy dan ada yang bahas mobil atau fashion, terus lo bisa nyeletuk, “Eh, itu bacanya Porsche lho, bukan Porsh.” Dijamin langsung keliatan keren dan ‘berwawasan’.
Jadi, dari semua nama merek di atas, mana yang selama ini kamu salah ucap? Atau jangan-jangan semuanya? 😄
Yang penting sekarang kita udah tahu, tinggal latihan biar nggak keseleo lidah lagi pas nyebut. Cheers!